header

Monday, 3 February 2014

TRANSESTERIFIKASI (PEMBUATAN BIODIESEL)


A.     TUJUAN
1.    Memahami proses transesterifikasi dalam pembuatan alkil ester (biodiesel)
2.    Mampu membuat alkil ester dari asam lemak melalui proses transesterifikasi
3.    Mampu menguji beberapa sifat fisika biodiesel seperti viskositas dan massa jenis.

B.     DASAR TEORI
Minyak nabati merupakan triester asam – asam lemak dan gliserol (trigliserida) yang mempunyai berat molekul besar. Pada umumnya memiliki komposisi asam lemak yang berbeda, tergantung dari jenis tanamannya (kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, jarak, pagar, dll). Zat – zat utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida, yaitu triester gliserol dengan asam – asam lemak (C8 – C24), asam lemak bebas (FFA), mono dan digliserida serta beberapa komponen lain seperti fosfogliserida, vitamin, mineral/sulfur.
*    Persamaan minyak nabati dan biodiesel komponen utamanya berupa asam – asam dengan konsentrasi  ≥ 90% berat minyak.
*    Perbedaan minyak nabati dengan biodiesel yaitu viskositas minyak nabati lebih rendah dari biodiesel.
Nilai viskositas yang tinggi akan menyulitkan pemompaan masuknya bahan bakar dari tangki ke ruang bahan bakar mesin dan menyebabkan pembakaran kurang sempurna dan menimbulkan endapan pada nozzle.
Kandungan asam lemak bebas (FFA) dari minyak nabati merupakan salah satu faktor penentu jenis pembuatan biodiesel. Jika kandungan FFA masih tinggi (≥5%) maka perlu dilakukan proses esterifikasi terlebih dulu. Bila kandungan  FFA rendah (≤2%) dapat berlangsung dilakukan proses esterifikasi.
Proses transesterifikasi
Trigiliserida + 3 alkohol                                      gliserol + 3 alkil ester asam lemak
v 3 tahap reaksi reversible. Trigliserida à digliserida à monogliserida à gliserol. Setiap tahap digunakan 1 mol alkohol dan melapaskan 1 mol ester.
v Alkoholisis kebalikan dari esterifikasi :
-       Hasil esterifikasi à 2 fasa
-       Katalis : basa ( untuk mempercepat reaksi ), tanpa katalis biodiesel yang diperoleh maksimum tapi reaksi lambat.

Hal – hal yang mempengaruhi reaksi transesterifikasi dan perolehan biodiesel  :
1.    Pengaruh air dan asam lemak bebas
·      minyak nabati memiliki FFA < 5%
·      adanya air menyebabkan jumlah katalis berkurang, katalis tidak boleh kontak dengan udara, agar tidak mengalami reaksi dengan uap air dan CO2.
2.    Pengaruh perbandingan molar alkohol denganminyak nabati
·      alkohol harus  berlebih dengan perbandingan 4,8 : 1 (alkohol : minyak nabati) agar menghasilkan  konversi 98%.
3.    Pengaruh jenis alkohol
·      rasio 6 : 1 metanol akan memberikan perolehan ester yang tinggi dibandingkan dengan menggunakan etanol/butanol.
4.    Pengaruh jenis katalis
·      Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi
5.    Metanolisis crude dan refined minyak nabati
·      perolehan ester akan besar jika penggunaan minyaknabati murni
·      produk metil ester untuk bahan bakar mesin diesel, bahan baku minyak yang telah dihilangkan getahnya.
6.    Pengaruh temprature
·      proses transesterifikasi T = 30 – 65oC
·      semakin tinggi temprature waktu untuk perolehan biodiesel semakin singkat

No comments:

Post a Comment