A.
TUJUAN
1. Memahami
proses transesterifikasi dalam pembuatan alkil ester (biodiesel)
2. Mampu
membuat alkil ester dari asam lemak melalui proses transesterifikasi
3. Mampu
menguji beberapa sifat fisika biodiesel seperti viskositas dan massa jenis.
B.
DASAR
TEORI
Minyak nabati merupakan triester asam
– asam lemak dan gliserol (trigliserida) yang mempunyai berat molekul besar.
Pada umumnya memiliki komposisi asam lemak yang berbeda, tergantung dari jenis
tanamannya (kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, jarak, pagar, dll). Zat –
zat utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida, yaitu triester gliserol
dengan asam – asam lemak (C8 – C24), asam lemak bebas
(FFA), mono dan digliserida serta beberapa komponen lain seperti fosfogliserida,
vitamin, mineral/sulfur.
Persamaan
minyak nabati dan biodiesel komponen utamanya berupa asam – asam dengan
konsentrasi ≥ 90% berat minyak.
Perbedaan
minyak nabati dengan biodiesel yaitu viskositas minyak nabati lebih rendah dari
biodiesel.
Nilai viskositas yang tinggi akan
menyulitkan pemompaan masuknya bahan bakar dari tangki ke ruang bahan bakar
mesin dan menyebabkan pembakaran kurang sempurna dan menimbulkan endapan pada
nozzle.
Kandungan asam lemak bebas (FFA)
dari minyak nabati merupakan salah satu faktor penentu jenis pembuatan
biodiesel. Jika kandungan FFA masih tinggi (≥5%) maka perlu dilakukan proses
esterifikasi terlebih dulu. Bila kandungan
FFA rendah (≤2%) dapat berlangsung dilakukan proses esterifikasi.
Proses
transesterifikasi
Trigiliserida + 3
alkohol
gliserol + 3 alkil ester asam lemak
v 3
tahap reaksi reversible. Trigliserida à digliserida à
monogliserida à
gliserol. Setiap tahap digunakan 1 mol alkohol dan melapaskan 1 mol ester.
v Alkoholisis
kebalikan dari esterifikasi :
-
Hasil esterifikasi à
2 fasa
-
Katalis : basa ( untuk mempercepat
reaksi ), tanpa katalis biodiesel yang diperoleh maksimum tapi reaksi lambat.
Hal
– hal yang mempengaruhi reaksi transesterifikasi dan perolehan biodiesel :
1. Pengaruh
air dan asam lemak bebas
· minyak
nabati memiliki FFA < 5%
·
adanya air menyebabkan jumlah katalis
berkurang, katalis tidak boleh kontak dengan udara, agar tidak mengalami reaksi
dengan uap air dan CO2.
2. Pengaruh
perbandingan molar alkohol denganminyak nabati
·
alkohol harus berlebih dengan perbandingan 4,8 : 1 (alkohol
: minyak nabati) agar menghasilkan
konversi 98%.
3. Pengaruh
jenis alkohol
·
rasio 6 : 1 metanol akan memberikan
perolehan ester yang tinggi dibandingkan dengan menggunakan etanol/butanol.
4. Pengaruh
jenis katalis
· Alkali
katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi transesterifikasi
5. Metanolisis
crude dan refined minyak nabati
· perolehan
ester akan besar jika penggunaan minyaknabati murni
·
produk metil ester untuk bahan bakar
mesin diesel, bahan baku minyak yang telah dihilangkan getahnya.
6. Pengaruh
temprature
· proses
transesterifikasi T = 30 – 65oC
· semakin
tinggi temprature waktu untuk perolehan biodiesel semakin singkat
No comments:
Post a Comment