header

Monday 8 September 2014

PEMBUATAN BESI (II) SULFAT

  1. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
  • Menjelaskan proses sintesis besi (II) sulfat terhidrat.
  • Menuliskan reaksi kimia yang terjadi.
  • Melakukan proses-proses fisika yang menyertainya.
  • Menghitung pereaksi dan produk berdasarkan reaksi stokiometrinya.
  • Menghitung persen perolehan berdasarkan reaksi stokiometrinya.


  1. Landasan Teori
Garam besi (II) Sulfat merupakan garam terhidrat yang memiliki rumus kimia FeSO4.7H2O. Bentuk fisik dari garam ini ini adalah kristal berwarna biru kehijauan. Digunakan untuk mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi pada ion Fe2+. Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Melebur pada 15350C. Asam klorida (HCl) encer atau pekat asam sulfat encer melarutkan besi yang menghasilkan besi (II) dan gas Hidrogen.
Fe + 2H+ Fe2+ + H2
Fe + 2HCl Fe2+ + 2Cl- + H2

Asam sulfat pekat yang panas menghasilkan ion-ion besi (II) dan belerang dioksida.
2Fe + 3H2SO4 + 6H+ 2Fe3+ + 3SO2 + 6H2O
Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari besi (III) oksida (Fe2O3). Garam besi (III) lebih stabil dari pada garam besi (II). Dalam larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda. Jika larutan mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah ion besi (III) menjadi besi (II).

Sifat fisika besi (II) sulfat yaitu serbuk kristal berwarna hijau muda, jika teroksidasi olelh lembab akan berubahmenjadi warna coklat. Kelarutan di dalam air 400 g/l (20 °C), Titik leleh >60 °C ,Peniadaan dengan kristalisasi, Massa molar 278.02 g/mol, Densitas 1.89 g/cm3 (20 °C,) Bulk density 600 kg/m3, Angka pH 3 - 4 (50 g/l, H2O, 20 °C). Sifat kimia besi (II) sulfat heptahidrat antara lain bersifat asam, berfungsi sebagai pereduktor, mempunyai pH 3.0 – 4.0, mudah teroksidasi, larut dalam air, Sangat larut dalam air mendidih, praktis tidak larut dalam alkohol, berflourensi di udara.

SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

  1. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu
  • Menentukan Konsentrasi Fe Total
  • Menggunakan spektrofotometer  ‘Spektronic-20’
  • Membuat kurva kalibrasi Besi (Fe) dengan benar


  1. Landasan Teori
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Dalam analisis dengan spektrofotometri digunakan suatu sumber radiasi pada daerah sinar tampak, yaitu pada panjang gelombang 380-750 nm. Spektrum yang diperoleh akan lebih ideal, yaitu dengan lebar pita kurang 1 nm. Hal ini dikarenakan instrument yang digunakan (spektrofotometer) dilengkapi dengan system optic (yang dapat menghasilkan sebaran/dispers radiasi elektromagnetik yang masuk) dan alat untuk mengukur intensitas radiasi yang diteruskan.

REFRAKTOMETRI

  1. Tujuan
  1. Memahami prinsip Refraktometri dan dapat mengoperasikan Refraktometer dengan benar.
  2. Menentukan indeks bias.
  3. Menentukan konsentrasi suatu zat berdasarkan harga indeks biasnya.


  1. Landasan Teori
Pada Pemeriksaan atau pengujian suatu zat, indeks bias zat yang bersangkutan biasanya penting sekali untuk diketahui. Indeks bias dapat diukur dengan alat yang disebut refraktometer.
Pengukuran indeks bias suatu zat cair adalah penting bagi penilaian sifat dan kemurnian cairan, konsentrasi larutan-larutan dan perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair atau kadar (persentase) zat yang diekstarksikan dalam pelarutnya. Dalam keadaan yang lebih kritik, penentuan indeks bias kadang-kadang belum menentukkan, tetapi dapat sebagai data yang berharga bagi kelengkapan penelitian.
Ciri khas refraktometer ialah dapat digunakan untuk mengukur secara cepat dan sederhana, karena hanya memerlukan zat contoh dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu kira-kira 0,1 mL dan dengan ketelitian yang tinggi.

Apabila sinar cahaya monokromatik berpindah dari medium optik yang kurang rapat ke medium optik yang lebih rapat, maka akan terjadi pembiasan ke arah normal. Sudut yang terbentuk antara sinar datang dengan garis tegak lurus pada permukaan media disebut sudut datang (i), sedangkan sudut yang terbentuk antara sinar bias dengan garis tegak lurus tersebut disebut dengan sudut bias (r).

POLARIMETRI

  1. Tujuan
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa mampu
  • Mengenal metode penentuan sudut putar untuk penentuan konsentrasi suatu senyawa yang bersifat optik aktif.
  • Mengukur sudut putar bidang polarisasi larutan gula.
  • Menentukan kadar gula dalam larutan cuplikan.

  1. Landasan Teori
Polarisasi adalah proses getaran-getaran suatu gerak gelombang dengan dibatasi oleh pola tertentu. Seberkas sinar alami dapat diubah menjadi sinar terpolarisasi dengan cara sebagai berikut.
-  Pemantulan
-  Pemantulan pembiasaan
-  Pembiasaan ganda
-  Absorpsi selektif

Peristiwa difraksi dan interfrensi cahaya membuktikan bahwa pada hakekatnya cahaya adalah gelombang. Ditinjau dari cara merambatnya dengan arah getaran, maka gelombang terbagi atas dua macam yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

KONDUKTOMETRI

  1. Tujuan Praktikum
Setelah mempelajari dan melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu:
  • Melakukan titrasi konduktometri.
  • Menentukan titik ekivalen dan menentukan konsentrasi larutan.

  1. Landasan Teori
Konduktometri merupakan salah satu metoda analisa yang didasarkan pada hantaran atau daya hantar. Daya hantar ini bergantung pada jenis dan konsentrasi lain yang ada di dalam larutan.
Menurut hukum Ohm, arus (I) berbanding lurus dengan gaya listrik (E), yang digunakan tetapi berbanding terbalik dengan tahanan listrik (R).
I = E/R
G = 1/R
Daya hantar (G) merupakan kebalikan dari tahanan sehingga mempunyai satuan Ohms (ohm-1) atau siemens (S).
Bila arus listrik dialirkan ke suatu larutan melalui dua elektroda, maka daya hantar listrik berbanding lurus dengan luas bidang elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (I).
G = 1/R = K. A/l (A/l = tetapan sel)
K merupakan daya hantar jrnis (konduktivitas) dengan satuan ohm-1.cm-1 atau S.cm-1. Daya hantar suatu zat terlarut disebut daya hantar molar (แตก) yang bergantung pada konsentrasi larutan.
= 1000.K/C (S.cm-1mol-1)